Atas, bangunan bendung yang jebol. Bawah, pintu air yang terlihat tidak ada air yang mengalir ( Selasa 8 Agustus 2023 ) |
Padang, Momen Pembaruan--- Pasca jebol nya Bendungan DI (Daerah Irigasi l) Banda Laweh dikampung Taratak Kapalo Banda, Kelurahan Tarantang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, berdampak besar kepada petani dan peternak ikan air deras. Kenapa tidak, sumber air dari DI Banda Laweh yang diharapkan mengaliri sawah dan kolam ikan mereka kini telah putus sejak jebolnya Bendung DI Banda Laweh pada Selasa 1 Agustus 2023 lalu. Sampai sekarang belum ada tanda - tanda Bendungan DI Banda Laweh yang jebol itu diperbaiki pemerintah, akibatnya masyarakat terus diselimuti keresahan karena sawah dan kolam ikan sebagai sumber mata pencaharian nya tidak bisa menghasilkan lagi.
Kepada wartawan, masyarakat setempat menuturkan kejadian bendung jebol diketahui setelah tidak terdengar lagi bunyi air mengalir pada jaringan irigasi."Saya heran kok tidak terdengar air mengalir, saat dilihat ke saluran irigasi sudah tidak ada air. Kemudian saya beranjak melihat kebelakang rumah, tahu nya bendungan telah jebol" kata Afrizon masyarakat yang tinggal dekat pintu air DI Banda Laweh, kepada wartawan, Selasa 8 Agustus 2023.
Feni masyarakat lainnya juga menuturkan, peristiwa itu terjadi pada Selasa selepas Maghrib. Peristiwa begitu datang secara tiba - tiba, yang sebelumnya terjadi hujan lebat yang mengguyur Kota Padang hingga membuat air sungai jadi besar dan deras.
Dari penuturan masyarakat, bendungan ini sudah dua kali jebol dan terjadi pada lokasi atau titik yang sama. Dan telah diperbaiki dengan Bronjong dan diselimuti beton, namun kejadian serupa jebolnya bendung kembali berulang dilokasi tersebut.
"Setahu saya sejak tinggal disini sudah 2 kali bendung jebol dan itu pada lokasi yang sama. Jebol pertama sudah diperbaiki dan dibeton, ini sudah beberapa tahun baru jebol lagi" kata Afrizon yang diamini Iwan masyarakat lainnya.
Dari informasi masyarakat, pasca jebolnya bendung tersebut telah ada dari pihak pemerintah yang datang melihat kondisi bendung yang jebol tersebut. "Namun kapan diperbaiki, kami tidak tahu" timpalnya Iwan.
Sementara itu, Irma 33 tahun pemilik tiga kolam ikan air deras, mengaku pasca jebolnya bendung seminggu yang lalu, ia tidak bisa lagi berternak ikan. Karena sejak bendung jebol, air yang menjadi sumber utama dalam berternak ikan tidak mengalir lagi ke kolamnya. Padahal selama ini keluarga nya bergantung hidup dari hasil berternak ikan.
"Saya punya 3 kolam ikan, 2 kolam kecil dengan isi 12 ribu ikan setiap kolamnya, dan 1 kolam besar berisi 20 ribu ikan. Tapi sejak bendung jebol saya tidak bisa lagi berternak ikan, padahal itu sumber ekonomi keluarga saya"kata Irma.
Nasib serupa juga dituturkan Husni Zar 73 tahun petani yang memiliki 6 piring atau 6 petak sawah ini. Baru satu bulan ini sawah dimiliki nya ditanami padi dan di pupuki. Terputusnya suplai air kesawah diakibatkan jebolnya bendung itu telah menimbulkan rasa kawatir yang dalam, karena mengingat proses menanam padi sampai panen sawah harus dialiri air selama dua bulan.
"Tentunya padi yang kami tanam tidak akan menghasilkan, sedangkan dari mulai menanam padi sampai dipupuk telah menghabiskan dana 5 jutaan"katanya sambil berharap pemerintah segera memperbaiki bendungan yang rusak tersebut.
Pemerintah Kota Padang melalui Kabid SDA Dinas PUPR Kota Padang, Nico Lesmana, ketika dihubungi wartawan apa upaya yang dilakukan Pemko Padang pasca jebolnya Bendung DI Banda Laweh mengatakan, selama ini pihaknya terus berupaya melalui dana OP melakukan penanganan dan perbaikan pada Bendung DI Banda Laweh. Namun karena kondisi nya membutuhkan biaya yang besar, iapun mencoba mengusulkan melalui anggaran belanja modal tapi juga tidak tersedia.
"Alhamdulillah upaya terus - menerus berkomunikasi serta berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalui BWSS-V (Balai Wilayah Sungai Sumatera V) Padang, bendung yang rusak akan diperbaiki. Tapi saya belum dapat informasi nya kapan kegiatan nya itu dilaksanakan"ungkap Nico. (D/ MP)