Pariaman, Momen Pembaruan--- Berdasarkan informasi masyarakat bahwa pekerjaan pembangunan Delapan Unit gedung dilingkungan SMKN 1 ( Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 ) Sintoga ( Sintuk Toboh Gadang ) Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, terlihat " janggal ". Delapan unit gedung yang dibangun yakni gedung Labor Komputer, Labor Bahasa, Labor Kimia, Labor Fisika, Labor Biologi, Labor Perhotelan, UKS, dan Toilet. Oleh pihak sekolah proyek ini dilaksanakan dengan cara swakelola menggunakan DAK ( Dana Alokasi Khusus ) tahun 2023 lebih kurang Rp. 4 miliar, namun informasi nya pekerjaan tidak diawasi dengan maksimal sehingga mutu dan kualitas diragukan sesuai bestek dan spesifikasi teknis ?.
Dari penelusuran media dilokasi pekerjaan SMKN 1 Sintoga, Rabu 27 September 2023, kejanggalan yang diinformasikan masyarakat mulai terpantau, para pekerja yang melakukan aktivitas pengerjaan tidak menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri ), sedangkan dalam RAB untuk APD sudah dianggarkan lebih kurang Rp. 3 Juta setiap gedung nya ( Rp. 3 Juta x 8 unit gedung ). Ketika itu, proses pengerjaan terlihat tidak diawasi oleh pihak pengawas ( fasilitator ) yang ditunjuk oleh pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, dari informasi pekerja pengawas sedang keluar.
Hal janggal lainnya juga terpantau pada material pasir yang digunakan banyak batu apung dalam bentuk kasar maupun halus yang dapat mempengaruhi mutu dan kualitas fisik bangunan ( mengalami keropos-red ). Fakta dilapangan terlihat beton tiang praktis berpori - pori dan terlihat telah terjadi retakan - retakan kecil. Diduga dampak kandungan batu apung pada material pasir, plester dinding bangunan juga mengalami retak - retak.
Sementara itu plang proyek yang terpasang disetiap lokasi pekerjaan juga terlihat janggal karena tidak dituliskan jadwal pelaksanaan nya, sehingga masyarakat tidak mendapatkan informasi kapan pekerjaan itu dimulai dan kapan pekerjaan nya selesai.
Ditemui dilokasi proyek, Selasa 26 September 2023, untuk jenis pekerjaan atap salah seorang pekerja kepada wartawan mengatakan bahwa dirinya ditugaskan untuk memasang rangka dan atap seluruh bangunan yang sedang dibangun.
"Kita ditugaskan oleh perusahaan tempat bekerja hanya memasang Rangka Baja dan Atap Genteng Metal," ujarnya.
Saat ditanya, berapa orang yang bekerja dan perusahaan mana yang menugaskan, dia mengatakan perusahaan asal Pekanbaru, Riau.
"Kita bekerja 4 orang disini, Kita dari Perusahaan beralamat di Pekanbaru, Riau," ujarnya tanpa mau menyebutkan nama dan nama perusahaan tempat dia bekerja.
Kepada wartawan, Anwar Sadat, Spd, Mpd, Wakil Kepala Bidang Sapras ( Sarana Prasarana ) didampingi Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, Surya Gunawan, Spd, ditemui diruang kepala sekolah, Jumat 29 September 2023 mengatakan, bahwa dari awal keterlibatan kepala sekolah lebih banyak dengan pekerjaan. " Yang lebih komplit menjelaskan pekerjaan kepala sekolah, nanti banyak pertanyaan yang tidak bisa Saya jawab " kata Anwar.
Anwar mengatakan pekerjaan ini diawasi oleh tim yang terdiri dari Fasilitator, Kepala Sekolah, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Sumatera Barat. " Untuk teknis nya ada Fasilitator yang mengawasi, tapi penjelasan lengkapnya baiknya dengan kepala sekolah saja " kata Anwar lagi.
Harapannya pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan teknis yang ada, karena gedung nya nanti dimanfaatkan oleh anak - anak. " Kita berharap pekerjaan sesuai dengan teknis nya, supaya tercapai mutu dan kualitas sehingga memberi rasa aman kepada anak - anak belajar nantinya " Kata Surya Gunawan menimpali pembicaraan.
Sementara itu, Kepala SMKN 1 Sintoga, Drs. Busraini mengakui ada delapan gedung saat ini dibangun dengan anggaran Rp. 4 miliar lebih termasuk pajak melalui DAK Pendidikan Tahun 2023. Dan pembangunan nya dilaksanakan secara swakelola oleh Kepala Sekolah.
"Semua tiang yang dibuat menggunakan mutu K-225, ada sampel kubus nya kita ambil dan kita uji di labor Institut Teknologi Padang (ITP). Untuk pembesiannya pun kita uji tarik di Universitas Negeri Padang (UNP)," kata Busraini menjelaskan kepada wartawan, diruang kerjanya, Jumat (29/9/2023).
Dikatakan Busraini penggunaan material pasir yang terdapat banyak batu apung, sebelum digunakan diayak dulu guna memisahkan batu apung nya. Namun nyatanya setelah diayak batu apung yang kecil masih bercampur dengan pasir. Dikatakan nya, Ia telah menegaskan kepada pekerja, agar pekerjaan dilaksanakan sesuai RAB dan gambar.
"Kita sudah tegaskan kepada pekerja agar pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan sesuai RAB dan Gambar, semua itu ada dokumentasinya, kita juga diawasi oleh fasilitator atau konsultan pengawas dari Dinas Pendidikan Sumbar," ungkap Ketua MKKS SMK se Sumatera Barat tersebut.
Namun ketika ditanya kepada Busraini terkait penggunaan APD pekerja yang tidak terlihat di lokasi proyek, dirinya mengaku telah membelinya.
"Kita sudah beli APD, tidak mungkin kita beli terus, seperti sarung tangan kalau bekerja kan mudah rusak, kita sudah beli APD semuanya lengkap dengan alat P3K," kilah Busraini.
Selain itu, Busraini juga mengatakan mutu pekerjaan swakelola lebih bagus dari pekerjaan yang tender.
"Pekerjaan swakelola lebih bagus dari Tender, buktinya saat gempa 2009 lalu, pekerjaan yang tender runtuh, sementara pekerjaan swakelola masih tetap berdiri," jelasnya.
Saat ditanya terkait pekerjaan atap dan pemasangan rangka baja yang berasal dari Pekanbaru dirinya mengaku itu usulan dari dinas.
"Pemasangan rangka baja dan atap itu usulan dari Dinas, namun tidak dipaksakan harus memakai usulan tersebut, karena harga cocok makanya kita ambil dari Pekanbaru," urainya.
Ketika ditanyakan soal selisih harga beli rangka baja dan atap dengan harga yang ada di RAB diduga berlebih, apakah kelebihannya akan digunakan untuk perbaikan bangunan lainnya? Busraini mengatakan akan mengkonsultasikan nanti dengan fasilitator.
"Soal selisih harga yang berlebih nanti di konsultasikan dengan fasilitator," jawabnya. Bersambung. (DR/YM/MP)