Potret beton slof yang terlihat miris dan terindikasi keropos |
Pasbar, Momen Pembaruan--- Proyek Bidang Cipta Karya Dinas BMCKTR ( Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang ) Provinsi Sumatera Barat yang berlokasi di Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat ( Pasbar ) diduga bermasalah. Mestinya, pada bulan Oktober ini bobot pengerjaan diperkirakan sudah tercapai 29 persen lebih, namun faktanya empat bulan sudah waktu pelaksanaan berjalan bobot tercapai baru sekitar 19 persen ?. Proyek dimaksud adalah Proyek Pembangunan Fasilitas Pengering Jagung dan Gedung Unit Pengelohan Pakan dengan nilai kontrak Rp. 47,3 miliar dari dana APBD Sumbar tahun anggaran 2023.
Lambatnya pengerjaan oleh Kontraktor Pelaksana PT. Mitra Agung Indonesia, diprediksi proyek dengan nomor kontrak 640/06/FISIK/CK-BMCKTR/VI-2023 bakal tidak rampung sesuai jadwal kontrak kerja yang jatuh pada tanggal 22 Desember nanti. Sementara itu, persoalan mutu dan kualitas pekerjaan juga mengemuka dan terlihat miris hingga menimbulkan pertanyaan.
Foto slof yang telah dipoles semen dikirim via WhatsApp oleh Harry Ricardo PPK Proyek |
Pasalnya, beton yang menyelimuti slof dan tiang setinggi 1 meter banyak rongga - rongga atau berlobang - lobang yang sebagian terlihat sudah ditambal dengan lapisan semen. Ada dugaan kondisi itu disinyalir akibat sewaktu pengerjaan kurang memperhatikan petunjuk dalam metoda pelaksanaan hingga komposisi campuran material tidak sesuai yang dianjurkan.
Dilokasi pekerjaan, Petugas K-3 PT.Mitra Agung Indonesia yang bernama Lukman ketika ditanyai wartawan mengenai pekerjaan itu, Sabtu 14 Oktober 2023, ia malah terkesan bersikap kurang berkenan memberi penjelasan.
Lukman mengatakan tidak dapat memberi penjelasan dengan dalih hanya diperbantukan sebagai petugas K-3 di proyek ini. Dan Lukman menyarankan kepada wartawan untuk menghubungi Site Menejer bernama Eka. Namun saat ditanya dimana Eka, dijawab Lukman sedang di Padang. "Pak Eka sedang di Padang," kata Lukman.
Pentingnya masalah keselamatan pekerja selama pembangunan dilaksanakan, sehingga anggaran APD ( Alat Pelindung Diri ) untuk K-3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) ini nilainya dalam RAB juga lumayan besar, namun fakta dilapangan pekerja sebagian terpantau tidak menggunakan nya ketika petugas K3 dan Konsultan Pengawas dari PT. Eneste berada dilapangan.
Bahkan juga ada indikasi personil inti dari perusahaan maupun tenaga ahli tidak berada dilokasi proyek, sebab yang terlihat hanya pekerja dan beberapa tukang. Tentunya dalam dokumen kontrak ada permintaan personil inti maupun ahli yang seharusnya berada dilokasi proyek saat pembangunan dilaksanakan, minimal pelaksana ataupun manejer pelaksana.
Harry Richardo PPK ( Pejabat Pembuat Komitmen) proyek tersebut ketika dikonfirmasi di kantor nya Dinas BMCKTR Sumbar, membenarkan bobot pekerjaan pembangunan fasilitas pengering jagung dan gedung unit pengolahan pakan di Bulan Oktober ini baru 19 persen atau minus 9,9 persen dari time schedule.
" Di Bulan Oktober ini harusnya bobot sudah 29 persen, " kata Harry Ricardo didampingi Wandi tim teknis nya, Senin 23 Oktober 2023.
Harry Ricardo mengatakan, penyebab minus nya progres pekerjaan karena terlambatnya mendatangkan mesin atau peralatan pengering jagung dan pengolahan pakan. " Proyek kita ini kan gabungan pekerjaan fisik dan pengadaan peralatan, dengan datangnya mesin nanti bobot pekerjaan jadi naik antara 40 hingga 50 persen," sebutnya.
Menyoal mutu beton slof dan tiang yang ditemui cacat fisik alias banyak terdapat lobang - lobang yang mengindikasikan telah terjadi keropos beton. " Biasalah, itu hanya slof praktis. Banyak proyek - proyek yang lebih parah dari itu " jawabnya.
Diatas slof praktis cuma dipasang bata setinggi satu meter, lalu diatas bata dipasang seng. " Jadi tidak yang didukung, mungkin hal itu akibat tukang saat membuka beckisting terlalu keras, sebab secara struktur masih oke," ucapnya.
" Ibarat membuat kue pengantin ada sompeng - sompeng tapi setelah nanti dipoles jadi nya kue pengantin juga " katanya yang mengumpamakan beton dengan kue penganti.
Kalau terjadi kegagalan konstruksi " tempang " ( miring ) dinding nya baru salah. Itu hanya cacat mutu pekerjaan yang masih bisa diperbaiki,l. " Setelah FHO beton seperti itu masih bisa kita perbaiki, tapi kami tidak menunggu semua nya sudah bersih " urainya.
Namun ketika ditanya soal kelengkapan K3 untuk pekerja yang hanya sebagian pekerja menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), PPK terkesan membela kontraktor.
"Secara umum mereka pakai APD, dari sebagian pekerjaan yang pernah kita lihat, itu yang paling disiplin. Tapi, yang namanya tukang standar otaknya lokal susah dibentuk. Jadi, pemasangan K3 kita edukasi, output K3 adalah Zero Accident, itulah yang akan dipertanggungjawabkan, bagaimana cara mempreventif dan mencegahnya, itulah guna K3," katanya.
Namun PPK juga mengakui ada satu - satu pekerja tidak pakai APD. "Kalau boleh bertanya dan jujur, tidak ada satupun proyek yang sempurna yang melakukan itu, malah ada yang tidak menggunakan K3. Mereka 99 persen sudah mematuhi aturan dan semua K3 sudah dibelikan, helm projeknya banyak kok, standar Kami kelapangan Kami pakai K3. Hanya pekerja kelas kecil saja yang kadang - kadang orang lokal disana tidak mau dibentuk, tapi kalau pekerja yang dibawa dari Jawa biasanya pakai, karena mereka telah terbentuk," belanya.
Proyek dikelolanya diakui memiliki personil yang lengkap, sebab telah disediakan mes untuk penginapan. " Jadi bisa dipastikan personil ada diproyek. Mungkin saat kelapangan jam istirahat makanya hanya ketemu Lukman yang kebetulan bertugas menjaga piket " ungkap Harry Ricardo menegaskan mereka sudah kita sediakan mes tidak ada cerita bolak - balik ke Padang.
Saat ini waktu pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor tinggal dua bulan lagi, tepatnya berakhir pada tanggal 22 Desember. " Untuk mengejar bobot, kami sudah mengambil langkah percepatan. Mulai hari ini kami sudah membuat schedule kritis, pekerjaan dilakukan dua sampai tiga sif " katanya menambahkan.
Sementara itu, Kepala Bidang Cipta Karya Dinas BMCKTR Sumbar, Dedi Rinaldi, yang dikonfirmasi wartawan melalui via telepon genggam nya, Senin 23 Oktober 2023, mengatakan sudah mengetahui bahwa progres pekerjaan dilapangan pada bulan Oktober ini tidak tercapai sesuai time schedule. " Iya pak, saya sudah tahu progres nya minus, tapi kita menunggu mesin dan peralatan yang dari Surabaya, kalau sudah datang bobot pekerjaan akan bertambah," jelasnya singkat. (Tim MP)