Dharmasraya, Momen Pembaruan--- Perjalanan hidup orang tidak bisa ditebak, hanya yang maha pencipta allah subhanahu wataala yang dapat mengetahui nya. Seperti itu hal nya proses kehidupan Drs. H. Marlis, MM, dimana Politisi Senior Sumatera Barat ini dikabar kan telah istirahat dari hiruk - pikuk perpolitikan tanah air, namun sekarang nama nya kembali muncul di Pemilu Legislatif tahun 2024 mendatang. |
Suasa santai foto bersama disalah satu gedung dikawasan Alinia Park dan Resto |
Kepada wartawan saat ditemui di kawasan Alinia Park dan Resto milik nya, Marlis berbagi kisah mengenai keputusan nya maju lagi di Pileg ( Pemilu Legislatif ) tahun 2024. Mengawali cerita, tokoh yang begitu lekat dihati masyarakat Sumbar ini mengatakan, mungkin ini cara Allah Subhanahu Wataala memberi tugas kepada nya agar hidup nya selalu berguna bagi orang banyak.
Foto bersama Drs. H. Marlis, MM, dikawasan Alinia Park dan Resto |
" Sebetulnya tidak tahu kenapa hari ini men caleg kembali " kata Marlis.
" Tapi kayaknya ini adalah semacam tugas yang diberikan oleh Allah SWT kepada saya, sehingga keinginan mencaleg itu muncul saja kembali diujung orang akan mendaftar di KPU " kata Marlis lagi.
Dilatar belakangi pengalaman selama 10 tahun di DPRD Sumbar, sosok familiar ini mengaku telah begitu mengenal seluk - beluk pemerintahan. Pengalaman itu juga memantapkan langkah nya mencaleg ( menjadi calon legislatif -red ) kembali melalui Partai Nasdem. Dan keputusan itu diambil nya pada waktu penghujung pendaftaran caleg di KPU ( Komisi Pemilihan Umum ) Sumbar.
" Dari pengalaman saya menjadi anggota DPRD Sumbar selama 10 tahun, tentu setidak nya saya mengerti tentang pemerintahan. Karena saya pernah menjadi ketua komisi di seluruh komisi di DPRD Sumbar, mungkin saya satu - satunya manusia di dunia yang pernah menjabat semua ketua komisi " ungkapnya.
Ketika nanti terpilih menjadi anggota legislatif, kata Marlis, masalah pendidikan merupakan salah satu yang menjadi perhatiannya. " Saya ingin terlibat dalam membenahi masalah pendidikan di Indonesia. Menurut saya masalah pendidikan masih masalah yang urgen untuk kita rumuskan bersama - sama " urainya.
Menurut Marlis, kurikulum yang diajarkan disekolah saat ini belum sesuai kebutuhan anak - anak, sehingga perlu dilakukan revisi kembali " Supaya kedepan anak - anak Indonesia betul - betul jadi anak yang unggul, kurikulum nya perlu direvisi " jelasnya.
Melalui revisi yang dilakukan bisa jadi nanti kata Marlis, masa belajar di Perguruan Tinggi, SMA, SMP, dan SD dapat di perpendek. " Jadi sarjana diperguruan tinggi tidak mesti Empat tahun. SMP dan SMA tidak harus Tiga tahun. Begitu pula SD tidak harus 6 tahun " ucapnya.
Disamping itu, kata Marlis, perlu ada tambahan bobot dalam mata pelajaran sehingga anak - anak bisa berpikir lebih mandiri.
" Hari ini anak - anak kita tidak mandiri, dan kadangkala untuk bercita - cita pun mereka tidak bisa, tidak berani menyampaikan cita - cita mereka. Hanya beberapa persen anak Indonesia yang tamat sarjana hari ini yang bisa menentukan cita - cita mau jadi apa mereka setelah itu " sebutnya.
Masalah pertanian juga menjadi perhatian tokoh elit politik di Sumbar ini, menurut sektor pertanian saat ini perlu sentuhan dari pemerintah. " Saya berasal dari petani. Saya masih melihat petani ini pekerjaan atau kehidupan yang membutuhkan sentuhan kebijakan dari pemerintah, karena mereka belum menikmati kesejahteraan " sebut Marlis.
Banyak yang bisa dilakukan pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan petani. Pemerintah sudah harus hadir untuk memberikan kesejahteraan kepada petani, karena banyak sekali yang dapat dilakukan pemerintah dibidang pertanian, tinggal lagi kemauan dari pemerintah itu.
Pembicaraan pun berlanjut pada sektor pengadaan barang dan jasa pemerintah, Ia melihat sistem lelang e katalog perlu dibenahi kembali. " Saya melihat sistem pengadaan barang pemerintah di negara Republik Indonesia terkhusus di pengadaan hari ini sistem e katalog harus dibubarkan, sebab sistem e katalog itu adalah korupsi yang dilegalkan " ulasnya.
Menurutnya ketiga hal yang diperbincangkan tersebut merupakan sebuah pekerjaan besar yang mungkin tidak gampang untuk diselesaikan. Tapi setidak nya anggota dewan itu bersuara.
" Kita hadir disitu memberikan pikiran dan mari kita bahas bersama sama " seru nya. (Men/MP)