Jakarta, Momen Pembaruan--- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membuka lembaran baru dalam pembangunan infrastruktur dengan menggelar Market Sounding untuk proyek megah, Flyover Sitinjau Lauik, di Padang. Dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), proyek ini menjadi tonggak penting dalam memajukan konektivitas di jantung Sumatera Barat.
Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Jalan dan Jembatan, Reni Ahiantini, menjelaskan bahwa skema KPBU memberikan fleksibilitas dalam penyediaan layanan infrastruktur tanpa mengandalkan sepenuhnya pada anggaran pemerintah. "Kami menciptakan forum Market Sounding untuk menyatukan visi, mendengar masukan, dan merangkul minat badan usaha demi percepatan pembangunan," ujarnya.
Proyek Flyover Sitinjau Lauik, dengan nilai investasi mencapai Rp2,824 triliun, menawarkan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan topografi Sulitnya akses ke kawasan Sitinjau Lauik. Jalan nasional yang menghubungkan Kota Padang dengan Kota Solok ini menjadi lalu lintas vital, terutama untuk arus barang dan orang dari Pulau Jawa.
Rencana pengembalian investasi melalui Availability Payment (AP) menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendukung proyek ini. Proses lelang yang dijadwalkan pada akhir kuartal I tahun 2024 akan membuka pintu bagi badan usaha yang berminat.
Kawasan Sitinjau Lauik, yang dikenal dengan tanjakannya yang ekstrem, akan segera mendapat sentuhan transformasi melalui pembangunan Flyover. Ini bukan hanya tentang membangun jalan, tetapi juga meningkatkan tingkat keamanan dan keselamatan pengguna jalan, serta memperlancar distribusi kebutuhan konsumsi masyarakat.
Flyover Sitinjau Lauik tidak hanya menciptakan infrastruktur modern, tetapi juga menjadi jawaban atas tantangan geografis. Dengan langkah ini, pemerintah menandai komitmennya untuk menjadikan Sumatera Barat lebih terkoneksi dan lebih aman bagi semua yang melintas. (Rel*/MP)
