Notification

×

Iklan

Iklan

Pembangunan RKB Berlanjut Ditahun 2024, PPK Menilai Kontraktor Lokal Punya Kinerja Baik

Jumat, 19 Januari 2024 | Januari 19, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-01-19T15:40:00Z
Ahmad Negara Dalimunte

Padang, MP----- Proyek Pekerjaan Pembangunan Ruang Kelas Baru ( RKB ) oleh Bidang Pendidikan Madrasah ( Penmad ) Kantor Wilayah Kementerian Agama ( Kanwil Kemenag ) Provinsi Sumatera Barat, pada tahun anggaran 2023 telah terlaksana dengan baik. Adapun sekolah Madrasah di Sumatera Barat yang mendapat anggaran pembangunan RKB tahun 2023 diantara nya MTSN 2 Padang, MTSN 6 Padang, MTSN 7 Padang, MAN 2 Agam, MAN 2 Pesisir Selatan, MIN 2 Dharmasraya, dan MAN 2 Solok Selatan ( Pembangunan Workshop ). Total dana yang digelontorkan untuk membiayai pembangunan RKB disekolah madrasah tersebut mencapai Rp. 25 miliar lebih, kata Kepala Bidang Penmad Kanwil Kemenag Sumbar H. Hendri Pani Dias, S.Ag. MA, melalui PPK ( Pejabat Pembuat Komitmen ) Ahmad Negara Dalimunte, kepada wartawan di kantornya, Selasa (16/1/2024).


Selaku PPK, Dalimunte mengakui bahwa dalam pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor tidak selalu berjalan mulus. Dari 7 paket pekerjaan pembangunan RKB yang dilaksanakan kontraktor, 4 paket pekerjaan mengalami keterlambatan pekerjaan seperti pembangunan RKB di MAN 2 Agam, MAN 2 Pesisir Selatan, MAN 2 Solok Selatan, dan MTSN 7 Padang. Sedangkan 3 paket lainya selesai dikerjakan oleh kontraktor lebih cepat dalam masa kontrak yakni pembangunan RKB di MTSN 2 Padang, MTSN 6 Padang, dan MIN 2 Dharmasraya.


Keterlambatan pekerjaan oleh kontraktor lebih disebabkan karena faktor perusahaan tidak siap dengan "dana cash", sehingga  pembelian barang melalui suplayer menjadi terkendala. " Awalnya berjalan bagus, tapi ketika pekerjaan membutuhkan uang tunai perusahaan agak kewalahan sehingga ada keterlambatan misalnya dipemasangan ACP. Mungkin ACP ini agak mahal sehingga suplayer nya minta dibayar tunai namun perusahaan kurang siap menghadapi situasi itu " ungkap Dalimunte.


Menurut Dalimunte, saat perusahaan mengambil atau menawar proyek, tentu mereka sudah yakin bisa menyelesaikan pekerjaan. Tetapi dilapangan, ketika dalam pelaksanaan ada beberapa kendala yang dihadapi kontraktor seperti masalah tiang pancang. Mungkin karena berbarengan dengan pembangunan jalan tol sehingga penyedia tiang pancang waktu itu tidak menyediakan tiang pancang yang sesuai dengan kebutuhan. 


" Kebutuhan kita tiang pancang diameter 30 sementara di PT. Kunango Jantan dan PT. Jaya Sentrikon selaku penyedia tiang pancang yang berukuran diminta belum tersedia, akibatnya tiang pancang yang telah dipesan jadi terlambat didatangkan ke lokasi proyek, inilah situasi yang menyebabkan pembangunan RKB di MTSN 7 Padang jadi terlambat," ulas Dalimunte. 


Terkait dengan penunjukan  perusahaan yang bekerja di Sumatera Barat sudah melalui proses di Pokja Kementerian Agama RI, selaku PPK menerima hasil nya. Memang ada kewenangan PPK menerima atau menolak, tapi untuk menolak tentu PPK harus memiliki alasan yang kuat dan melakukan penelitian sendiri terkait dengan keberadaan perusahaan dan pasti nya memakan waktu yang lama. 


" Sementara kita diposisikan pada target untuk menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin. Oleh karena itu, tentu kita hanya meneliti secara normatif saja perusahaan - perusahaan itu karena secara detail sudah di cek oleh Pokja, " jelasnya.


Untuk itu diharapkan Pokja dalam melakukan penilaian lebih komprehensif sehingga perusahaan - perusahaan yang masuk ke Sumatera Barat melaksanakan proyek betul - betul perusahaan yang siap, yang memang memiliki kapasitas dan kapabilitas. " Dan yang terlambat pekerjaannya memang perusahaan - perusahaan yang dari luar, dari Jakarta dan Medan " jelasnya lagi. 


Kondisi ini tentu nya menjadi hambatan tersendiri, karena perusahaan dari Jakarta ketika datang ke Sumatera Barat akan menghadapi beberapa kendala yang pertama mereka tidak mengenal medan dengan baik, tidak memiliki jaringan yang baik sehingga kepercayaan dari suplayer kepada perusahaan tentu kurang. 


" Memang pekerjaan yang cepat itu perusahaan lokal seperti pembangunan RKB di MIN 2 Dharmasraya yang dilaksanakan  perusahaan lokal dari Sijunjung, dan di MTSN 6 Padang oleh perusahaan dari Pariaman " paparnya.


Sebagai PPK pihak nya juga melakukan penilaian - penilaian terhadap masing - masing perusahaan. Perusahaan lokal di Sumatera Barat yang ber kinerja bagus dilapangan tentu di rekomendasi kan pada Pokja. Dan hal itu menjadi laporan juga kepada Kementerian Agama bahwa ada perusahaan - perusahaan lokal sebenarnya mampu bekerja dengan baik, apalagi paket nya tidak besar hanya bernilai dua setengah miliar hingga tiga miliar.


"  Rasanya tidak perlu lah perusahaan dari luar, dari Jakarta, dari Medan yang jadi pemenang, sebenarnya kita bisa membatasi namun tentu kita minta kepada Pokja seperti itu " harapnya.


Tapi bak gayung bersambut, proses lelang melalui Pokja di Kementerian Agama sekarang beralih kepada proses lelang e katalog yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2024 ini, sehingga proses penunjukan perusahaan nantinya dilakukan oleh PPK. 


" Melalui lelang e katalog penunjukan perusahaan berada ditangan PPK, jadi tugas kami lagi yang lebih berat untuk melihat dengan teliti perusahaan yang akan ditunjuk bekerja " sebutnya. 


Pada tahun 2024 ini, kembali ada 7 sekolah madrasah mendapat pembangunan RKB seperti di MTSN 1 Padang, MTSN 2 Bukittinggi, MTSN 7 Agam, MTSN 3 Solok, MTSN 1 Pasaman, MTSN 4 Pasaman Barat, dan MAN 1 Pasaman Barat dengan total pagu anggaran Rp. 24 miliar. Namun pembangunan RKB yang dilakukan tahun 2024 berbeda dengan tahun 2023, dimana RKB yang dibangun pada tahun 2023 sama tipe nya yakni tiga lokal dibawah dan tiga lokal diatas. 


Sedangkan di tahun 2024 ada dua tipe yakni tipe 1 dan tipe 2. Tipe 1 pembangunan RKB tiga lokal dibawah dan tiga lokal diatas. Dan tipe 2 pembangunan RKB nya dua lokal dibawah dua lokal diatas. 


" Mungkin perbedaan anggaran ditahun ini karena perbedaan pola pembangunan RKB itu, sehingga tahun 2023 dana pembangunan nya Rp. 25 miliar lebih dan tahun 2024 ini turun jadi Rp. 24 miliar " katanya.


Untuk itu kontraktor yang ditunjuk melaksanakan pekerjaan memang mempersiapkan segalanya dengan baik yang pertama dari Metoda Pekerjaan. 


" Mereka harus paham bahwa dengan tipe pekerjaan seperti ini pasti memerlukan metode - metode seperti ini. Kita mengalami hambatan dari masyarakat pada tahun 2023 seperti di MAN 2 Agam, ketika kontraktor akan melakukan pengecoran mobil pompa tidak boleh masuk ke lokasi. Kongkrit pump tidak bisa dipakai padahal kontraktor sudah menyewa sudah mendatangkan alat ke lokasi tapi malah disuruh balik lagi. Akhirnya kontraktor tentu memikirkan cara lain supaya pekerjaannya kembali terlaksana " kata Dalimunte menyesalkan kejadian tersebut.


Kedepan dukungan penuh dari masyarakat sangat diharapkan. Karena pembangunan ini untuk mengembangkan madrasah dan manfaatnya juga bagi anak - anak madrasah yang belajar agama.


" Kalau memang tidak merusak dan tidak mengganggu kondisi ril dilapangan kita meminta kepada masyarakat agar didukung penuh pekerjaan seluruh proyek kita itu " himbaunya. 


Sebelum melaksanakan proyek, melalui kepala madrasah sudah melakukan sosialisasi dengan seluruh stakeholder yang ada ditengah masyarakat seperti pemuda, walinagari, jorong dan tokoh - tokoh masyarakat. 


" Di Agam sendiri sosialisasi itu sudah kita lakukan tapi hambatan itu dari oknum masyarakat masih terjadi. Kita ingin meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya dengan meningkatkan sarana, saya yakin anak - anak pasti senang, pasti bahagia dengan melihat gedung baru, mobiler - mobiler baru" kata Dalimunte.


Kita berniat baik membangun madrasah yang sekolah pasti anak kemenakan didaerah itu. Kita minta dukungan masyarakat, komite dan semua stakeholder yang ada ditengah masyarakat " harapnya.  (D/MP)

×
Berita Terbaru Update