Notification

×

Iklan

Iklan

Pengendalian Banjir Batang Kandis, Tuntaskan Target Penanganan Banjir 10.000 Hektar di Kota Padang

Jumat, 23 Februari 2024 | Februari 23, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-02-23T07:44:09Z
Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V Padang, Muchammad Dian Al Maaruf, ST. MT, saat mendampingi Menteri Basuki kunjungan kerja ke Sumbar

Padang, MP----- Pada tahun 2024 ini, Balai Wilayah Sungai Sumatera V Padang ( BWSSV Padang ) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air ( Dirjen SDA ) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( Kementerian PUPR ) melakukan kegiatan Pengendalian Banjir Sungai Batang Kandis yang berada di Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Sungai Batang Kandis sendiri merupakan salah satu sungai yang dilakukan kegiatan pengendalian banjir sesuai perencanaan yang diawali dengan feasibility study tahun 1983 dan perencanaan teknis dilaksanakan secara simultan dan  selesai pada tahun 1989, tentang Master Plan Pengendalian Banjir Kota Padang.

Potret Banjir Kanal Kota Padang

Merujuk pada perencanaan tersebut, Pemerintah Pusat melalui BWSSV Padang, Dirjen SDA, Kementerian PUPR, menargetkan kegiatan normalisasi sungai diharapkan nanti nya bisa menangani banjir yang mencakup luas 10.000 hektar. Dalam beberapa tahap kegiatan pengendalian banjir khususnya di Kota Padang sudah dilakukan sejak tahun 1990 dengan jumlah dana ratusan milyar. Adapun Kegiatan pengendalian banjir yang telah dilakukan BWSSV Padang seperti Banjir Kanal, Batang Arau, Batang Jirak, Batang Belimbing, Batang Kuranji, Batang Air Dingin, dan Batang Anai serta peningkatan beberapa dainase utama di Kota Padang.

Kolam reteksi/polder danau cimpago Purus, Kota Padang

" Alhamdulillah, kegiatan pengendalian banjir yang direncanakan itu sudah berjalan dalam beberapa tahap dengan dana ratusan milyar. Dari target penanganan banjir 10.000 hektar sudah dapat tertangani 5.500 hektar, sehingga sisa sekarang 4500 hektar " kata Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V Padang, Muchammad Dian Al Maaruf, ST. MT, kepada wartawan dikantor nya Jalan Khatib Sulaiman Padang, Senin 19 Februari 2024.


Dikatakannya, kegiatan pengendalian banjir untuk mengurangi dampak banjir harus dilakukan mengingat potensi banjir di wilayah Sumatera Barat sangat tinggi. Karena disamping jumlah sungai yang banyak, masa hujan nya lama dengan intensitas curah hujan cukup tinggi. 


" Bayangkan dari 365 hari dalam setahun, 222 hari terjadi hujan,  bahkan curah hujan tertinggi itu mencapai 385 milimeter perhari seperti yang terjadi di Kota Padang sekitar Bulan Juni dan Juli yang lalu, sehingga mengakibatkan Kota Padang terkepung banjir, " kata Dian.


Batang Kandis itu merupakan salah satu sungai orde 1 yang ada di Sumatera Barat. Khususnya di Kota Padang ada beberapa sungai orde 1 lainnya seperti Batang Arau, Batang Kuranji, Batang Air Dingin, dan Batang Anai.


" Batang Kandis tahun ini ada kegiatan penanganan pengendalian banjir. Sebetulnya kegiatan pengendalian banjir Batang Kandis bukan tahun ini direncanakan, tapi sudah dimulai detail desainnya pada tahun 2001. Kegiatan pengendalian banjir ini dilakukan tiga tahap, Batang Kandis masuk tahap ke tiga, "ungkap Kepala BWSSV Padang ini.


Menurut Dian, kegiatan pengendalian banjir yang telah selesai dilakukan sudah dapat mengendalikan banjir sekitar 5.500 hektar. Sedangkan yang 4500 hektar sisanya bisa ditangani setelah pengendalian banjir Sungai Batang Kandis dan Batang Kasang selesai dilakukan. Saat ini kegiatan pengendalian banjir Batang Kandis sedang dilakukan, sesuai rencana dikerjakan sampai tahun 2025 mendatang.


Namun demikian, kata Dian, pengendalian banjir Sungai Batang Kandis tidak bisa berdiri sendiri, ada yang lain harus dikerjakan yaitu pembuatan drainase dan polder serta peningkatan drainase eksisting.  


" Sistem banjir tidak bisa berdiri sendiri, harus didukung drainase atau kolam penampungan air sementara (kolam retensi/polder). Misalnya pengendalian banjir Sungai Batang Kandis selesai dikerjakan tapi sungai orde dua dan drainasenya tidak di tangani, otomatis air tidak bisa masuk ke sungai orde satu, " jelas Dian sembari mengatakan hal ini terjadi karena air tidak bisa lewat akibat permukaan di orde satu lebih tinggi kondisi seperti inilah yang mengakibatkan genangan banjir.


" Nah, bagaimana strategi nya, dibangunlah kolam retensi/polder sebagai penampung air sementara dengan ada sistem pintu tutup buka. Nanti setelah air tertampung di kolam retensi/polder kemudian airnya itu dikeluarkan pakai pompa" .


" Jika itu dikerjakan sisa banjir 4500 hektar sesuai perencanaan  diharapkan bisa tuntas di Kota Padang, " pungkasnya.


Ditambahkan nya, bahwa saat ini terdapat 770 sungai di Sumatera Barat yang menjadi kewenangan Balai Wilayah Sungai Sumatera-V, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Kegiatan normalisasi Batang Kandis dan foto bersama Khairul Project Manager, Wawan Prasetya Pengawas BWSSV Padang dan kru MP dilapangan

Sementara itu, Khairul Project Manager PT Arafah Alam Sejahtera di dampingi Wawan Prasetya Pengawas BWSSV Padang, mengatakan, sesuai rencana kerja, kegiatan normalisasi sungai Batang Kandis dilakukan sepanjang lebih kurang tiga kilometer. Dan proses pengerjaan normalisasi sungai Batang Kandis sudah berjalan, yang di mulai dari titik Nol Pasir Nan Tigo tepat nya di ujung Muara Pasir Jambak.


" Pasir Nan Tigo lokasi yang pas buat kita mengawali pekerjaan ini. Karena disini pertemuan air laut dan sungai yang sering terjadi pasang surut air, dan dianggap rawan. Kita rasa lokasi ini tepat untuk star pekerjaan, kebetulan disini pula titik Nol pekerjaan," kata Khairul kepada wartawan dilokasi kegiatan normalisasi Batang Kandis, Rabu 21 Februari 2024.


Seperti diketahui kegiatan normalisasi sungai Batang Kandis, dilaksanakan dalam masa dua tahun. Ia berharap selama kegiatan normalisasi dilakukan, kondisi cuaca ikut mendukung sehingga proses pekerjaan dapat berjalan sesuai jadwal yang ditentukan. 


Kegiatan normalisasi sungai di Kota Padang dipandang cukup efektif dalam menangani masalah banjir. Luasan genangan banjir yang selama ini mengurung Kota Padang, perlahan mulai berkurang seiring selesai nya kegiatan normalisasi pada sejumlah sungai - sungai di Kota Padang. Sampai saat ini manfaat kegiatan normalisasi sungai sangat dirasakan oleh masyarakat, terutama yang tinggal di Kota Padang.  (D/MP)

×
Berita Terbaru Update