Palu, MP----- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan rekonstruksi dan peningkatan Sistem Jaringan Air Baku Pasigala (Palu, Sigi dan Donggala) untuk mengembalikan fungsi air penyediaan air baku dari Intake Saluki dengan kapasitas 600 liter/detik yang rusak akibat bencana gempa bumi dan likufikasi pada 2018 silam di Palu Sulawesi Tengah.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan ketersediaan air bersih diyakini mampu meningkatkan kesehatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. "Jadi ketersediaan air bersih dan sanitasi yang baik merupakan _basic_ untuk kesehatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi,” kata Menteri Basuki.
Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR di Sulteng Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, rekonstruksi Sistem Jaringan Air Baku Pasigala yang kini berganti nama menjadi Uveta sudah selesai dan mulai tersambung ke rumah-rumah warga.
"Dari target sekitar 4000 Sambungan Rumah (SR), saat ini baru tersambung setengahnya sekitar 2000 SR. Ini yang harus kita kejar berikutnya untuk ditingkatkan, selain juga terus meningkatkan kualitas airnya," kata Arie.
Selain terus meningkatkan kualitas dan kuantitas, Arie juga mengatakan pentingnya keberlanjutan pengelolaan sistem air baku yang sudah dibangun. "Untuk itu akan terus dikoordinasikan pengelolaannya nanti, apakah diserahkan sepenuhnya ke Pemerintah Daerah atau dibantu oleh pihak badan usaha," ujarnya.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III Palu Kementerian PUPR Dedi Yudha Lesmana mengatakan, rekonstruksi dan peningkatan Sistem Jaringan Air Baku Pasigala/Uveta yang dilakukan oleh BWS berupa intake (bangunan pengambil air) Saluki yang dibagi menjadi dua paket pekerjaan. “Saat ini progres konstruksinya sudah rampung 100% selesai," ujarnya.
Lingkup pekerjaan paket I mencakup Rehabilitasi Bendung dan kantong lumpur, pekerjaan pipa diameter 700 mm sepanjang 4.100 meter, pemasangan pipa transmisi diameter 800 mm sepanjang 12.218 meter, pemasangan pipa diameter 710 mm sepanjang 2.500 meter, reservoar dan pekerjaan landscape. Pekerjaannya dilaksanakan kontraktor PT. Wijaya Karya – PT. Minarta
Dutahutama, KSO.
Sementara untuk paket II lingkup pekerjaannya mencakup pekerjaan pipa diameter 700 mm sepanjang 15.760 meter, pekerjaan pengadaan dan pemasangan pipa transmisi 800 mm sepanjang 6.859 meter, pengadaan dan pemasangan pipa 710 mm sepanjang 3.298 meter, pekerjaan Intake pada rumah pompa, pekerjaan SCADA Online Leak Detection Management System, pekerjaan Rehabilitasi Jaringan Pipa 3 Layer, dan pekerjaan SCADA Sistem Daerah Irigasi Gumbasa. Pekerjaannya dilaksanakan kontraktor PT. Adhi Karya (Persero)- PT.Nindya Karya (Persero)-
PT.Basuki Rahmanta Putra, KSO.
Selain rekonstruksi sistem jaringan air baku Pasigala/Uveta, Dedi mengatakan, saat ini Kementerian PUPR melalui BWS Sulawesi III Ditjen Sumber Daya Air juga menyelesaikan peningkatan sistem air baku untuk pemenuhan kebutuhan air di Hunian Tetap (Huntap) bagi masyarakat yang direlokasi dari lokasi likuifaksi.
"Salah satunya yang saat ini penyelesaian adalah intake Poboya yang berguna sebagai supply kebutuhan air baku di Huntap Tondo dan sekitarnya. Saat ini progresnya sudah 95% dan akan segera rampung," kata Dedi.
Dedi mengatakan, pembangunan sistem air baku Poboya melingkupi pembangunan Sabodam dan Intake Poboya, pemasangan Pipa Transmisi diameter 250 mm, pekerjaan jembatan pipa, pekerjaan Hydrotest, pengadaan alat laboratorium, dan monitoring kebocoran. Intake Poboya ini dibangun berkapasitas 66 lliter/detik yang dilaksanakan kontraktor PT. Minarta Dutahutama. (*)