Jakarta, MP----- Dalam melaksanakan pembangunan konstruksi di seluruh Indonesia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendorong peningkatan kualitas dan penggunaan konstruksi baja di Indonesia. Terlebih, baja memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan konstruksi dalam negeri.
Dalam sambutannya pada kegiatan Seminar Nasional dan Pameran Rantai Pasok Konstruksi Baja 2024 dengan tema “Menjadikan Konstruksi Baja Tuan Rumah di Negeri Sendiri”, Rabu (10/7/2024), Direktur Jenderal Bina Konstruksi Abdul Muis mengatakan, Kementerian PUPR dipercaya mengelola anggaran Tahun 2024 sebesar Rp162,39 Triliun dengan rincian sebesar Rp49,09 Triliun (SDA), Rp63,02 Triliun (Bina Marga), Rp35,49 Triliun (Cipta Karya), dan Rp12,71 Triliun (Perumahan).
“Berdasarkan total anggaran tersebut, diestimasikan jumlah kebutuhan material dan peralatan konstruksi, khususnya material baja konstruksi sekitar 1,1 juta ton. Di samping itu, selama pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), estimasi kebutuhan baja konstruksi pada tahun 2023-2024 sekitar 331,2 ribu ton,” jelas Dirjen Abdul Muis.
Sementara, mengacu pada data _South East Asia Iron and Steel Institute_ (SEASI), diestimasikan pertumbuhan rata-rata konsumsi (_demand_) Baja Nasional sepanjang tahun 2024-2030 diperkirakan sebesar 5,5% per tahun. Dan angka produksi Baja Nasional juga tumbuh rata-rata sebesar 3% per tahun.
“Oleh karena itu, Kementerian PUPR mengapresiasi _Indonesian Society of Steel Construction_ (ISSC) atas inisiasinya melaksanakan kegiatan seminar nasional ini. Harapannya, pada akhir pelaksanaan ini kita akan memperoleh kolaborasi yang baik melalui sinergitas seluruh pemangku kepentingan terkait konstruksi baja,” tambah Dirjen Abdul Muis.
Dirjen Abdul Muis juga berharap, visi, misi, dan program kerja ISSC yang telah disusun dan ditetapkan dapat diimplementasikan menjadi kerja-kerja nyata dalam menghadapi perubahan dan tantangan di bidang konstruksi, serta dalam rangka menjadi mitra kerja Pemerintah.
“Saya ingin berpesan, bahwa pelaksanaan pembangunan infrastruktur nasional skala besar harus dapat dibangun secara profesional sehingga tidak hanya dilihat secara kuantitas namun tetap menjaga kualitas,” pesan Dirjen Abdul Muis.
“Dengan demikian, peningkatan aktivitas pembangunan nasional dapat memberikan dampak bagi pertumbuhan industri konstruksi. Khususnya terhadap peningkatan penggunaan dan kualitas konstruksi baja nasional,” tandas Dirjen Abdul Muis. (*)