Sutarman, SE, Kabid Investigasi Lembaga BAPAN RI Wilayah Sumbar |
Padang Pariaman, MP----- Mencuat nya pemberitaan tentang ambruknya beton konstruksi tanggul tebing Sungai Batang Anai, di Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, mengundang perhatian banyak kalangan masyarakat, diantaranya dari Lembaga BAPAN RI ( Badan Advokasi Penyelamatan Aset Negara Republik Indonesia) Wilayah Sumatera Barat. LSM yang gencar memerangi praktek KKN ( Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme ) ditanah air, serta pelanggaran regulasi oleh penyelenggara negara ini menduga ada faktor kelalaian dari pihak BWSS-V Padang dibalik ambruk nya beton konstruksi tanggul tebing Sungai Batang Anai yang dibangun pemerintah dengan biaya ratusan miliar tersebut.
Atas : foto Beton konstruksi tanggul tebing sungai Batang Anai yang telah ambruk, tanah lapisan dasar jalan beton telah amblas, dan satu diantara lokasi tanah yang amblas menunggu beton nya ambruk |
Menurut Sutarman, SE, Kepala Bidang Investigasi Lembaga BAPAN-RI Wilayah Provinsi Sumatera Barat, ada indikasi "pembiaran" terhadap aset negara tersebut, sehingga mengakibatkan ambruk. Karena informasi yang diterima dari masyarakat, sebelum ambruk terlebih dahulu sudah terjadi kerusakan kecil yang terpantau dari tahun 2020 yang lalu, namun tanda - tanda kerusakan itu tidak segera diperbaiki oleh pihak BWSS-V Padang selaku yang ditunjuk pemerintah melakukan pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur di kawasan sungai Batang Anai.
Kerusakan kecil yang dimaksud masyarakat, tanda - tandanya sudah terjadi pada tahun 2020, tanah disekitar lokasi beton konstruksi tanggul tebing Sungai Batang Anai, mulai terkikis air. " Seiring waktu berjalan, tanah mulai amblas masuk sungai akibat terus dikikis air, sementara kondisi itu tidak segera ada upaya perbaikan, " kata Sutarman kepada wartawan, di Padang, Sabtu 16 November 2024.
Menurut masyarakat, kata Sutarman, kalau perbaikan segera dilakukan pada lokasi - lokasi yang tanahnya sudah amblas, mungkin beton konstruksi tanggul tebing Sungai Batang Anai tidak akan ambruk. " Kerusakan parah bisa di cegah bila saja pihak BWSS-V Padang segera mengantisipasi supaya pengikisan tanah tidak meluas, tapi itu tidak dilakukan, " katanya lagi.
Dari keterangan masyarakat, lanjut Sutarman, juga diketahui bahwa kegiatan rutin seperti pemeliharaan dan perbaikan konstruksi dikawasan sungai Batang Anai, tidak dilakukan secara maksimal. Masyarakat hanya sering melihat pekerjaan penebasan rumput yang dilakukan oleh pihak BWSS-V Padang, sedangkan pembersihan sedimen dalam saluran, pembersihan sedimen didalam sungai, dan perbaikan konstruksi yang rusak tidak kelihatan. Sementara untuk kegiatan rutin pemeliharaan dan perbaikan konstruksi dikawasan sungai Batang Anai dianggarkan pemerintah setiap tahun nya.
Suasana keakraban selalu terjalin dengan mitra di Kejaksaan (doc.ft.bpan) |
" Makanya kita minta APH untuk turun melakukan audit investigasi terhadap ambruknya beton konstruksi tanggul tebing Sungai Batang Anai, yang telah dibangun pemerintah dengan biaya ratusan miliar rupiah, " kata Sutarman sembari menegaskan apakah kerusakan yang terjadi murni faktor alam atau ada faktor kelalaian.
Disamping itu, kata Sutarman, Lembaga BAPAN RI Wilayah Sumbar juga meminta Dirjen SDA (Sumber Daya Air) Kementerian PU (Pekerjaan Umum) menegur pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera - V (BWSS-V) Padang, yang diduga telah lalai menjalankan kewajiban nya menjaga dan memelihara infrastruktur dikawasan sungai Batang Anai, sehingga berakibat ambruknya aset negara di Sumatera Barat yang bernilai ratusan miliar tersebut. " Kita minta juga Dirjen SDA Kementrian PU mengkaji lebih dalam penyebab ambruknya beton konstruksi tanggul tebing Sungai Batang Anai, menurut masyarakat ada dugaan pembiaran, " kata Sutarman.
Menurut Sutarman, penjelasan yang diberikan pihak BWSS-V Padang melalui Arlendenovega Satria, ST. M.Eng Kasatker SNVT PJSA WS IAKR, terkesan kurang menunjukan rasa peduli sebagai penyelenggara negara. Kepada media, Ia ( Arlendenovega Satria-red ) menyampaikan bahwa tim dari BWSS-V Padang sudah turun kelapangan dan berkoordinasi untuk ditindaklanjuti.
Penjelasan yang disampaikan Arlendenovega Satria ini wajar kembali dipertanyakan masyarakat, pasalnya beton konstruksi tanggul tebing Sungai Batang Anai diketahui sudah ambruk sejak satu setengah tahun yang lalu. Menurut masyarakat, pasca terjadinya ambruk, pihak BWSS-V Padang terlihat turun mengambil foto kemudian tidak ada tindaklanjutnya.
" Kita tidak bisa menerima alasan pihak BWSS-V Padang begitu saja, disamping ada anggaran perawatan dan pemeliharaan konstruksi dikawasan sungai Batang Anai, peristiwa ambruknya beton konstruksi tanggul tebing Sungai Batang Anai sudah terjadi pada tahun 2023 lalu, tapi sampai sekarang sudah tahun 2024 belum kunjung diperbaiki, sementara itu kondisi dilapangan semakin memprihatinkan, karena tanah disekitar lokasi terus amblas ke sungai, bahkan jalan beton merupakan akses masyarakat sekarang nyaris terputus, " ungkap Sutarman.
" Sekarang setelah ramai diberitakan media baru pihak BWSS-V Padang menunjukan perhatian, buktinya telah ada rambu dipasang dibeberapa titik yang rusak, sedangkan sebelumnya tidak ada, " kata Sutarman.
Pada kesempatan itu, Sutarman menambahkan, bahwa kegiatan dibawah Satker OP SDA BWSSV Padang rawan dimainkan, atas laporan LSM ketika itu APH berhasil mengungkap kasus dugaan SPK fiktif di Satker OP SDA BWSSV Padang, yang terjadi pada beberapa tahun yang lalu. " Saya ingat betul kasus SPK fiktif terjadi pada Satker OP SDA BWSSV Padang, makanya kita minta APH mendalami persoalan ini, " pintanya. (Dodi. S/RJ)