Notification

×

Iklan

Iklan

Proyek Gedung Labkesmas Milik Dinkes Kota Pariaman, Selimut Beton Struktur "Keropos", Plasteran Dinding Retak - Retak ?

Sabtu, 02 November 2024 | November 02, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-11-02T02:41:16Z
Selimut beton struktur gedung labkesmas terlihat mengalami "cacat fisik"

Pariaman, MP----- Menggunakan dana pembangunan sebesar Rp. 10,7 milyar lebih, pengerjaan pembangunan Gedung Labkesmas milik Dinas Kesehatan Kota Pariaman yang berlokasi di kawasan terminal Jati Kota Pariaman, Propinsi Sumatera Barat, terpatau sejumlah kejanggalan. Selimut beton struktur bangunan terlihat "berongga atau keropos" terjadi dalam pekerjaan yang dilaksanakan oleh CV. Mulya Abadi tersebut. Bahkan waktu sudah menunjukan pukul 10 Siang, pihak konsultan pengawas dari CV. Graha Cipta Kirana belum kunjung terlihat dilokasi proyek.

Material pasir yang terlihat banyak batu kapur digunakan untuk pekerjaan 

Selain itu, proyek bernomor kontrak  007/Belanja Modal Bangunan Gedung Laboratorium. Lab Kesmas/DDK/2024, tanggal kontrak 24 Juni 2024, juga terpantau material pasir yang digunakan banyak terdapat batu kapur disinyalir berdampak pada mutu pekerjaan, pasalnya plasteran dinding Gedung Labkes terlihat retak - retak. 


Dilokasi proyek, pekerja yang beraktivitas terlihat juga tidak mengenakan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap, sementara APD merupakan alat pelindung diri bagi para pekerja proyek yang sudah dianggarkan. Rusdi Pelaksana Lapangan CV. Mulya Abadi kepada mp dikantor resiket, menyampaikan bahwa 

Konsultan Pengawas bernama Curcil sedang berada di Padang. " Pengawasnya hari ini tidak masuk, karena ada rapat di Padang, " ungkap Rusdi.


Dari keterangan Rusdi, bahwa progres pekerjaan sudah mencapai 70 persen, namun untuk pekerjaan struktur Ia tidak bisa merinci berapa bobot sesuai dalam rencana anggaran kerja. " Saya tidak ingat berapa nya dalam RAB, "  kata Rusdi.


Proyek diawasi CV. Graha Cipta Kirana tersebut akan berakhir masa kontrak tanggal 27 November 2024. Rusdi mengatakan sudah ada beberapa pekerjaan yang selesai seperti pekerjaan struktur, lantai dasar sudah dikeramik, plafon sudah dipasang, jendela tinggal pasang kaca, pintu sebagian terpasang sebagian sedang dikerjakan. Adapun yang tinggal menunggu dikerjakan seperti pengadaan lif barang, tengki air, AC, pintu hermetik (dalam proses pemesanan). " Barang lainnya sudah disini tinggal pemasangan, " kata Rusdi.


Untuk mengerjakan sisa yang tinggal, pihak perusahaan memberlakukan jam lembur kerja. Jumlah pekerja saat ini sipil 45 orang, pekerjaan finishing 30 orang. " Selalu ada penambahan jumlah pekerja, " kata Rusdi.


Menyinggung kondisi selimut beton pada struktur yang terlihat "berongga atau keropos" Rusdi mengklaim itu bukan keropos, sebab pihaknya selalu mengontrol pekerjaan dan memastikan pekerjaan sudah sesuai spesifikasi teknis. " Setiap melakukan pengecoran, kita selalu cek dulu memastikan besi yang digunakan sudah sesuai dengan spesifikasi yang diminta seperti uji tarik besi, beton nya dites Labor, " jelas Rusdi. 


Adapun penjelasan lain mengenai inspektur lapangan CV. Graha Cipta Kirana yang belum terlihat dilokasi proyek, menurut Rusdi sedang ada urusan di kejaksaan dipanggil soal proyek sebelumnya. " Kalau negara yang memanggil tentu harus datang, lebih bagak negara lai (lebih berani negara lagi). ujar Rusdi dengan logat bahasa Minang.


Lebih kurang satu jam dilokasi proyek bersama Rusdi Pelaksana Lapangan, Soleh Ibrahim Inspektor lapangan CV. Graha Cipta Kirana, baru sampai dilokasi proyek. Pada kesempatan itu, Soleh Ibrahim membenarkan yang disampaikan Rusdi Pelaksana Lapangan, bahwa bobot pekerjaan sudah 70 persen sisa 30 persen. Dikatakannya, waktu pelaksanaan yang tinggal 27 hari lagi pihaknya menyarankan pelaksana memberlakukan jam lembur. " Paling banyak itu sekarang pekerjaan plesteran dinding, Alhamdulillah beberapa hari ini cuaca bagus sehingga mendukung kita bekerja, " kata Ibrahim.


Pekerjaan struktur, kata Ibrahim bobot nya sebesar 31,58 persen, pekerjaan arsitektur 40 persen, dan selebihnya pekerjaan ME. " Seper tiga bobotnya di struktur, besar bobot di struktur baru 40 persenan di arsitektur yang kini kita kejarkan pekerjaannya yang 43 persen itu, " katanya.


Selimut beton pada struktur yang terlihat berongga, menurut Ibrahim bagian yang berongga sudah ditambal, kata Ibrahim itu terjadi karena faktor pemadatan kurang maksimal, namun hal tersebut tidak mempengaruhi mutu beton dan kekuatan. " Karena jarak jauh menggapai lokasi sedangkan sumber listrik nya disini, maka alat fibrator tidak bisa menggapai lokasi sehingga pemadatan kurang maksimal disitu, tapi secara kekuatan aman lah itu. Untuk secara keseluruhan saya rasa dibawah pemadatannya sudah bagus, cuma bagian atas mang karena medan pengecoran jauh dari sumber listrik, " urai Ibrahim menampiknya. 


Soal ketebalan plasteran dinding disinyalir tidak rata, karena waktu pemasangan dinding keramik terlihat spesi nya tidak sama tebal, Ibrahim tidak menyangkalnya, menurut Ibrahim ada beberapa sisi terlihat seperti itu mungkin ada gangguan saat pengerjaan. " Saya melihat saat dikerjakan di lot, semua di benang mungkin ketika bekerja benang nya ada terkena sehingga berubah, tapi itu tidak semua, " kata Ibrahim menepisnya.


Soal plasteran dinding retak - retak, Ibrahim juga menepis hal tersebut diakibatkan oleh faktor material pasir yang digunakan, karena material pasir yang digunakan banyak campuran batu apung atau batu kapur. " Bukan faktor pasir, sebelum digunakan pasir nya terlebih dulu kita ayak, sehingga batu kapur terpisah, " sebutnya.


Mengenai pintu hermetik Ibrahim mengakui belum mendapati informasi. " Abdet terakhir informasi saya tidak tahu, sesuai target dua Minggu terakhir sudah sampai disini, kalau bisa sudah terpasang, " kata Soleh Ibrahim berharap.


Menyinggung penggunaan APD, dalam RAB (Rencana Anggaran Biaya) dianggarkan untuk 30 orang sedangkan perusahaan membeli APD untuk 50 orang. Diakui soal penggunaan APD ini pihaknya dibuat kewalahan, apalagi pekerjaan tinggal pekerjaan finishing. " RAB dianggarkan untuk 30 orang, kita beli lebih untuk kebutuhan 50 orang. Itulah kami sulitnya mengatur pekerja agar mematuhi aturan bekerja, alasan nya gerah terus menggunakan, namun kita tetap tidak berhenti mengingatkan agar terus menggunakan APD saat bekerja, " katanya lagi.


Ibrahim juga menyampaikan bahwa PPK proyek sering mengontrol pekerjaan dilapangan. ". Pak dokter sering kesini biasa nya hari Senin, Kamis dan Jumat sambil makan disekitar sini beliau selalu singgah ke proyek, " sebut Ibrahim.


Ibrhim berharap cuaca bagus, mobilisasi barang material lancar, dan pekerja tidak berulah. " Biasanya kalau sudah gajian Sabtu, pekerja ini pulang kemudian datang kembali lambat, bahkan hari Rabu nya baru datang, " ujarnya geleng kepala.


Ditemui dikantor Dinas Kesehatan Kota Pariaman, dr. Hendri Putra, MKM, PPK Proyek, mengucapkan terimakasih kepada media mp atas informasi yang telah disampaikan. " Kita berterima kasih sekali media sudah memberikan informasi ini, nanti kita akan cek kelapangan, " kata pak dokter demikian Hendri Putra akrab disapa.


Dikatakan nya, pekerjaan ini juga diawasi dan dikontrol oleh pihak Kejaksaan. Disamping itu selalu insten mengelar pertemuan dilapangan, melakukan rapat bersama pihak konsultan pengawas dan pelaksana pekerjaan. 


Sementara itu, aktivis Anti Korupsi Sumatera Barat dari Lembaga BAPAN RI, Sutarman, SE, menghimbau penyelenggara negara untuk serius mengingatkan kontraktor dan konsultan pengawas melaksanakan ketentuan dan peraturan yang telah disepakati dalam kontrak kerja. " Jangan dianggap remeh kejadian kecil pada proyeknya, PPK harus berani tegas menegur kontraktor maupun pengawas yang tidak bekerja sesuai kontrak, ketegasan itu penting guna memastikan uang negara yang dicairkan nanti telah sesuai dengan bukti fisik dilapangan, " kata Sutarman.


Pria berperawakan tegas ini mendukung langkah PPK yang memberikan respon positif terhadap informasi yang diperoleh terhadap proyek yang sedang menjadi tanggung jawab nya. " Saya mengapresiasi sikap tegas PPK ini yang merespon informasi masyarakat. Kesalahan bisa terjadi kapan pun, dan PPK hari ini sudah menunjukan sikap seorang penyelenggara negara yang bertanggung jawab atas pelaksanaan regulasi yang ada, " terang Sutarman.      (Rj/MP)

×
Berita Terbaru Update