Notification

×

Iklan

Iklan

Tinggal 6 Hari Kerja, Realisasi Pekerjaan CV. Omar Maliq Jaya Mandiri di Rumah Sakit Sadikin Kota Pariaman Tak Sesuai Time Schedule ?

Sabtu, 02 November 2024 | November 02, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-11-02T13:42:54Z
Potret dilokasi pekerjaan pembangunan ruang inap (KRIS) rumah sakit Sadikin Kota Pariaman, sampai Rabu 30 Oktober 2024 belum rampung dikerjakan, sementara kontrak berakhir tanggal 5 November mendatang 

Pariaman, MP----- Progres pekerjaan pembangunan ruang rawat inap (KRIS) rumah sakit Sadikin Kota Pariaman diakui Dedy PPTK mengalami minus 15 persen, tapi pernyataan tersebut dibantah pelaksana lapangan. Sementara sejumlah kejanggalan terpantau pada proyek milik Dinas Kesehatan Kota Pariaman mulai dari realisasi pekerjaan tidak sesuai rencana, keropos beton terdapat pada Sloof bangunan, hingga pekerjaan finishing mutu nya tidak sesuai harapan.

Sejumlah cacat fisik yang terdapatbpada bangunan, sementara tukang sedang memasang keramik

Sloof merupakan bagian penting pada sebuah bangunan. Maka dari itu, pengerjaan Sloof betul - betul memperhatikan petunjuk teknis yang telah dianjurkan. Sebab, jika menyimpang dari aspek teknis, fungsi Sloof tidak akan tercapai sebagai penahan beban dan pengunci dinding bangunan.


Pekerjaan Sloof tidak sesuai dengan aspek teknis yang direncanakan diduga terjadi pada Proyek Pembangunan Ruang Rawat Inap (KRIS) dengan nilai kontrak Rp. 2.040.527.000 (Dua Milyar Empat Puluh Juta Lima Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu Rupiah). Disamping itu, pekerjaan finishing juga jauh dari mutu yang diharapkan, sementara Inspektor Lapangan dari Art Platinum Engineering sebagai Konsultan Pengawas ketika itu tidak berada dilokasi pekerjaan. Kesemua hal tersebut terpantau oleh media mp bersama tim dilokasi pekerjaan yang dilaksanakan CV. Omar Maliq Jaya Mandiri, pada hari Rabu 30 Oktober 2024.


Salah seorang kepala tukang yang bernama Edi, saat ditanya keberadaan pelaksana lapangan mengatakan sedang keluar. Begitupun dengan konsultan pengawas pekerjaan, kata Edi, juga tidak berada dilokasi pekerjaan. " Saya bukan pelaksana, hanya kepala tukang. Pelaksana tadi keluar, begitujuga dengan pengawas, " kata Edi.


Saat itu Edi terlihat sedang mengerjakan pemasangan keramik lantai. Menurut Edi, pekerjaan lantai keramik awalnya sudah selesai, tapi karena ada perubahan lebar pintu dari 90 centimeter jadi 120 centimeter, sehingga ada bagian lantai yang terbuka. " Awalnya pekerjaan sudah selesai bahkan pintunya juga sudah terpasang, karena ada penambahan lebar sehingga pintu dibongkar kembali, dan lantai nya ditambah keramik, " ungkap Edi.


Karena pelaksana lapangan dan konsultan pengawas tidak kunjung terlihat dilokasi, media mp beserta tim melihat - lihat proses pengerjaan proyek ber nomor kontrak 001/Belanja Modal Bangunan Kesehatan. KRIS/RSUD Sadikin/2024, mulai pekerjaan sesuai tanggal kontrak 15 Juli 2024. Pekerjaan bisa dikatakan sudah mulai finishing semua dinding telah diplaster, kamar mandi/toilet sudah dipasang keramik, sebagian plafon sudah terpasang, dinding juga telah di cat, namun ketika itu tertuju penglihatan pada Sloof bagian atas bangunan, dimana coran yang membungkus besi seperti terputus, sementara dititik lainnya Sloof "coran keropos" (lihat foto- red) ?.


Kemudian pada sisi luar bangunan terlihat plasteran dinding yang telah dilapisi cat "bergelombang atau kriting" (lihat foto-red). Dibagikan lainnya, ada lokasi seperti pembuatan bak septic tank belum rampung dikerjakan ?.


Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai kondisi lapangan, media mp beserta tim mencoba menghubungi PPTK Dedy Kurnia Ilahi, S.Kep dikantornya. Menanggapi informasi dilapangan, Dedy selaku PPTK menyampaikan tadi pelaksana lapangan bersama dengan nya dilokasi pekerjaan, namun konsultan pengawas memang sedang berhalangan hadir " Tadi saya lihat Putra pelaksana lapangan ada dilokasi pekerjaan, kalau pengawas nya Doni memang tidak masuk karena istrinya sakit, tapi ada pengganti nya namanya Dedi juga, kata Putra tadi Dedi pengawasnya itu ada, " kata Dedy. 


Selaku perpanjangan tangan dari pemilik kegiatan, pihak pelaksana lapangan maupun konsultan pengawas harus berada dilokasi pekerjaan, ketika ada tamu berkunjung melihat proses pekerjaan yang diselenggarakan pemerintah kedua pihak dilapangan dapat memberikan penjelasan. Selaku PPTK, Dedy membenarkan ada pekerjaan pintu yang telah selesai dipasang kemudian dibongkar kembali. " Awalnya bukaan pintu lebarnya 90 centimeter, tapi direktur minta lebar bukaan pintu 120 centimeter dalam perencanaan pekerjaan itu sudah sesuai. Kita kan bawa brankar ternyata ketika diukur kembali lebar yang dibutuhkan itu 120 centimeter sehingga dibongkar kembali, " kata Dedy lagi.


Pekerjaan saat ini sudah mencapai bobot 70 persen, dengan sisa waktu tinggal 6 hari sesuai jadwal kontrak yang berakhir pada tanggal 5 November 2024. " Laporan terakhir bobot nya sudah di angka 70 persen, dengan sisa waktu pekerjaan tinggal 6 hari lagi, yang tinggal kini itu barang pabrikan kalau untuk struktur sudah selesai, " ungkapnya.


Menyinggung Sloof dengan kondisi terbuka tidak dilapisi plasteran, bahkan coran terputus, terlihat keropos, menurut Dedy Sloof tersebut harus diplaster dan dirapikan. " Kami minta kemaren Sloof dirapikan, nanti kita cek lagi, " ujar Dedy.


Dedy mengatakan pelaksanaan kegiatan dipercayakan pengawasannya kepada konsultan pengawas, sebab dari pihaknya semua berlatar belakang kesehatan. " Kalau kami kan orang kesehatan semuanya, dan pekerjaan itu sudah kami percayakan semua nya kepada pengawas, karena pengawas ada disitu, " jelas Dedy. 


Nanti dari Tim PHO akan melihat juga hasil pekerjaan itu, bahkan hingga sampai keatas. " Seandai tidak sesuai kita juga tidak mau menerima pekerjaan. Kita juga punya tim teknis juga dari Dinas PU beserta PPK, nanti direktur lah yang memantau itu, " katanya.


Menyinggung sisa bobot dengan waktu pelaksanaan yang tinggal 6 hari lagi, menurut Dedy seharusnya bobot saat ini sudah di angka 90 persen, tapi terkendala barang pabrikan belum semua sampai seperti AC, ACP. " Kalau barang - barang pabrikan semuanya sudah sampai harus nya bobot saat ini diangka 90 persen, "sebutnya.


Kondisi saat ini diakui Dedy realisasi pekerjaan minus 15 persen, sesuai rencana seharusnya sudah mencapai bobot 85 persen namun posisi bobot sekarang baru mencapai 70 persen. Untuk lebih lanjut melengkapi informasi pekerjaan, Dedy memanggil pelaksana lapangan CV. Omar Maliq Jaya Mandiri. Ketika itu dua orang sekaligus datang mengaku sebagai pelaksana lapangan yang mengaku bernama Putra dan Roy. 


Pada kesempatan tersebut Roy menjelaskan bahwa Sloof tidak masuk dalam bagian volume yang diplaster, karena itu sesuatu yang tidak nampak, dan juga tidak mempengaruhi konstruksi. " Berdasarkan masukan hari ini kami lakukan pembenahan, finishing yang kurang bagus nanti kita akan perbaiki, sudah di sampaikan kepada kepala tukang, " kata Roy.


Namun Roy menepis pernyataan Dedy PPTK yang menyebutkan bobot pekerjaan saat ini minus 15 persen, hari ini bobot pekerjaan sudah 85 persen. " Bobot sudah 85 persen hari ini, yang tinggal itu pengadaan barang seperti gas medis, Tiga unit AC, " kata Roy. 


Soal APD yang diadakan hanya untuk 10 orang, tapi perusahaan membeli lebih sebanyak 30 orang. " APD tidak pernah tidak dibeli, kami selalu minta pekerja menggunakan APD saat bekerja, tapi terkadang disaat kita keras nanti mereka berhenti. Anggaran APBD hanya untuk 10 orang, kami beli lebih 30 unit, karena pekerjaan tinggal sedikit kadang dibawa pulang, " kata Putra menimpali.


Saat pekerjaan dinding dan slof, posisi minus 12 persen. Itu terjadi pada Minggu keempat dimana rencana 42 persen tapi yang terkerjakan 30 persen. Kendala yang dihadapi ketika itu curah hujan tinggi pada bulan Agustus dan September. " Cuaca sering hujan, gedung juga belum di pasang atap sehingga membuat kita sulit bekerja " ungkapnya.  

(RJ/mp)

×
Berita Terbaru Update