Oleh: Obral Chaniago |
Fenomena alam yang terjadi seperti musim kemarau, hujan, petir, angin puting beliung, badai dan topan.
Curah hujan deras dengan intensitas yang tinggi dan bersifat memenuhi tempat lokasi paling rendah. Sipat air mengalir dari ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
Terjangan air saat hujan deras bergantung pula pada kemiringan tanah yang di lewati air.
Ini bagian kecil saja contoh sebagai fenomena alam.
Tetapi sebaliknya yang disebut sebagai musibah terjadi ulah tangan manusia yang berkaitan dengan fenomena alam seperti peristiwa banjir dan longsor.
Hujan deras sudah biasa terjadi yang di sebut sebagai fenomena alam.
Tetapi terjadi musibah banjir dan longsor karena perbuatan tangan manusia, inilah siklusnya.
Siklus hujan deras dengan intensitas tinggi sebagai fenomena alam tetapi berdampak buruk kepada banjir dan longsor ulah aktivitas manusia.
Kemiringan gunung, bukit dan gundukan tanah yang terjal serta curam dengan kemiringan lereng gunung dan bukit menuju lembah dan anak sungai di perbukitan.
Sejak bumi terbentang, pohon besar hutan belantara nan hijau dan lebat akan mampu menahan deras luncuran air hujan yang mengalir menelusuri lereng tanah bukit dan gunung menuju anak sungai di pegunungan.
Tumpukan pelapukan kayu yang jatuh ke tanah di bubuhi pula dengan semak belukar bisa menahan kecepatan air hujan deras yang meluncur dari lereng tanah ketinggian.
Sesampai air hujan deras mengalir pada anak sungai di pegunungan akan mampu menahan kencang terjangan air anak sungai karena adanya batu-batu besar yang melintang.
Sekarang, pohon besar di hutan belantara itu telah di curi oleh pembalakan liar.
Yang dulunya hutan, sekarang telah berubah menjadi areal perkebunan sawit skala nasional dan komunal. Akibatnya, tak ada lagi tumpukan pelapukan kayu yang jatuh ke tanah guna menahan kencang terjangan air hujan mengalir ke anak sungai.
Kemiringan tanah yang terjal plus pembabatan hutan kayu yang hijau bernilai eksport dan lokal telah di babat oleh tangan jahil.
Batu-batu besar yang ada di dalam anak sungai di perbukitan dan pegunungan telah porak poranda diambil oleh tangan jahil menjadi bahan baku galian untuk kebutuhan infrastruktur jalan dan bangunan.
Batu-batu cenderung diolah menjadi batu pecah atau batu split.
Pada hal batu-besar gelondongan yang ada di dalam anak sungai di pegunungan bisa mengurangi percepatan luncuran air hujan deras.
Termasuk batu besar yang ada di dalam sungai pinggir hutan dan perkampungan telah di curi oleh tangan jahil untuk kebutuhan penahan alunan dan gelombang laut sebagai penahan hancurnya pinggir pantai laut.
Lalu, siapa lembaga pemerintah yang mau berbicara soal ini, nyaris semuanya diam demi bisnis mega proyek abrasi pantai.
Disamping fenomena banjir yang dialami penduduk cenderung bermukim pada lokasi terendah yang dibikin usaha perumahan bagi pengembang.
Dampak dari segala jenis usaha galian tanah pasir batu dan kerikil aktifitas penambangan di lereng pegunungan dan perbukitan mengakibatkan rusaknya lingkungan hidup di daratan dan lautan habitat biota laut turun berproduksi.
Inilah bagian kecil saja contohnya bahwa musibah banjir dan longsor ulah perbuatan tangan manusia.**