![]() |
Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Barat, Drs. Barlius, MM |
" Silek atau silat itu tidak untuk membunuh orang tapi untuk melumpuhkan lawan. Dulu orang Minangkabau sebelum merantau harus memiliki kepandaian yakni pertama pandai menulis, kedua pandai membaca, ketiga belajar agama, dan keempat belajar silek, sehingga kalau dirantau ada orang yang mengganggu, kita tidak menyerah saja karena sudah belajar silek untuk membela diri "
Padang, MP----- Silek tradisi atau silek tuo merupakan kesenian bela diri dari daerah Minangkabau, sebuah budaya yang harus dilestarikan sebagai warisan untuk generasi muda terpelajar di ranah minang. Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasco Roseimy memberi perhatian cukup besar pada silek tradisi atau silek tuo itu dengan memasukan nya menjadi pelajaran ekstra kurikuler di sekolah.
Menyikapi keinginan Wakil Gubernur itu, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat berserta jajaran telah menggelar pertemuan zoom membahas silek tradisi atau silek tuo tersebut bersama Kacabdin, dan seluruh Kepala Sekolah SMA dan SMK se Sumbar, kata Drs. Barlius, MM, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, kepada wartawan diruang kerjanya, Selasa 8 Maret 2025.
" Sebelum lebaran kita sudah membahas keinginan Wagub ini bersama para Kacabdin dan seluruh Kepala Sekolah SMA dan SMK se Sumbar, " kata Barlius.
Disampaikan Barlius, dipertemuan bersama dengan Wakil Gubernur, beliau berkeinginan mengangkat budaya - budaya daerah, kearifan lokal Minangkabau baik itu budaya - budaya yang lain salah satunya silek tradisi atau silek tuo ini. Pada kesempatan itu, disampaikan kepada Wakil Gubernur bahwa disekolah sudah ada diajarkan silat yaitu silat prestasi, yang selama ini diperlombakan dari tingkat Kabupaten, Propinsi, hingga Nasional, dan silat prestasi ini terdaftar di Pusprenas (Pusat Prestasi Nasional).
" Jadi selama ini kita mewajibkan Silek, Tahfizh Al-Quran, dan Pramuka itu eskul wajib di sekolah, cuma silek tradisi atau tidaknya memang tidak fokus kita, kemudian Bapak Wagub pingin silek tradisi ini jadi eskul disekolah, " ungkapnya.
Untuk memperkuat pertemuan zoom sebelumnya, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera mengangkat topik ini ke FGD (Forum Group Dicussion) yang akan dilaksanakan pada Kamis tanggal 10 Maret 2025, bertempat diruang Pertemuan lantai dua kantor Dinas Pendidikan Sumbar. Dalam FGD ini dihadiri nanti oleh Kabid, Kacabdin, Ketua MKKS SMA da SMK se Sumbar, Wakil Ketua IPSI Sumbar, Kadis Kebudayaan, Kepala Bappeda, dan Tokoh Silat Sumbar Dr. Hendrizal, SE. M.Si.
" Jadi kita ingin tradisi - tradisi ini dihidupkan kembali. Jadi Bapak Wagub ingin tradisi kearifan lokal ini jangan sampai tenggelam, karena di silek tradisi ini bukan hanya bela diri tapi ada filosofi, keagamaan, sebelum berlatih mereka berdoa dulu, sholat dulu, " kata mantan Kadis Pendidikan Kota Padang ini.
" Hari ini (Selasa 8 Maret) kita buat edaran untuk sekolah SMA dan SMK se Sumatera Barat untuk membuat Eskul silek tuo/silat tradisional. Jadi gurunya dari masyarakat lingkungan sekolah, minimal dilaksanakan sekali seminggu di sekolah, kemudian kalau ada penganggaran, anggarkan di BOS sekolah, yang penting jangan tumpang tindih, " harapnya.
Barlius menambahkan, sebagai orang rantau, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasco Roseimy, cukup memahami, cukup peduli terhadap budaya Minangkabau, jadi budaya Minangkabau harus dilestarikan. Karena menurut Wakil Gubernur, banyak nilai - nilai yang terkandung didalam silek tradisi terutama nilai kepedulian, sportivitas, hormat kepada orang tua, menghargai sesama.
" Karena silat itu tidak membunuh orang tapi melumpuhkan lawan. Dulu orang Minangkabau sebelum merantau harus memiliki kepandaian yakni pertama pandai menulis, kedua pandai membaca, ketiga belajar agama, dan keempat belajar silek, sehingga kalau dirantau ada orang yang mengganggu, kita tidak menyerah saja karena sudah belajar silek untuk membela diri, " kata Barlius. (Rj/mp)