Jakarta, MP----- Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menegaskan komitmennya dalam mendukung program swasembada pangan dengan menggelar panen raya sekaligus pameran hasil panen teknologi Irigasi Padi Hemat Air (IPHA). Acara ini akan diselenggarakan pada 22 April 2025 di kawasan Daerah Irigasi (DI) Rentang, Jawa Barat.
Menteri Dody menyatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk menunjukkan secara langsung hasil nyata dari penerapan teknologi IPHA yang dinilai efektif dalam meningkatkan produktivitas padi sekaligus menghemat penggunaan air secara signifikan.
"Kementerian PU tidak hanya fokus membangun infrastruktur seperti jalan tol dan jembatan, tetapi juga memastikan air irigasi sampai ke sawah petani dengan kualitas dan kuantitas yang optimal untuk mendukung ketahanan pangan nasional," jelasnya kepada wartawan, Jumat (18/4).
Dalam kegiatan tersebut, panen raya akan dilaksanakan pada demplot ke-19 teknologi IPHA yang telah diimplementasikan oleh Kementerian PU melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung. Menteri Dody sendiri dijadwalkan hadir secara langsung untuk memanen padi sekaligus memamerkan berbagai capaian IPHA kepada masyarakat umum dan para pemangku kepentingan terkait.
Teknologi IPHA yang dikembangkan Kementerian PU ini menggunakan metode pengairan berselang (intermittent irrigation) yang memungkinkan sawah mengalami siklus basah-kering secara teratur. Metode tersebut terbukti menghemat air hingga 30% dan mampu meningkatkan produktivitas padi secara signifikan hingga mencapai 169% dibanding metode konvensional.
"Melalui IPHA, kami tidak hanya mengoptimalkan pengelolaan air irigasi, tetapi juga meningkatkan produktivitas pertanian. Keberhasilan ini menjadi dasar kuat untuk memperluas penerapan IPHA ke daerah-daerah irigasi lainnya," tambah Menteri Dody.
Sebagai contoh keberhasilan, dari 208 demplot IPHA dengan luas total 356 hektare yang tersebar di Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Majalengka, sudah ada 18 demplot yang dipanen hingga 17 April 2025. Hasil panen padi di demplot IPHA mencapai rata-rata 10,35 ton/ha Gabah Kering Panen (GKP), jauh di atas rata-rata produktivitas padi konvensional sekitar 6 ton/ha.
Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, menjelaskan bahwa berbagai langkah optimalisasi telah dilakukan, termasuk rehabilitasi saluran induk dan sekunder, perbaikan pintu air, serta optimalisasi bendung Rentang guna menunjang suksesnya teknologi IPHA.
Kementerian PU juga telah mengembangkan sistem informasi pengelolaan air berbasis digital untuk mendukung IPHA, yang memudahkan petugas lapangan dan petani dalam mengatur jadwal pengairan, volume debit air, serta memberikan peringatan dini kekeringan.
Dengan pencapaian ini, Menteri Dody optimistis bahwa target swasembada pangan nasional dapat dicapai lebih cepat. "Kami berharap teknologi ini bisa menjadi solusi yang relevan menghadapi tantangan kekeringan panjang, sekaligus membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat ketahanan pangan Indonesia," pungkas Menteri Dody. (*/B.kompu)